Thursday, February 6, 2014

Gamal Albinsaid, Dokter yang Dibayar dengan Sampah

Sebelum mengenal lebih jauh tentang dokter yang mempelopori sistem asuransi klinik kesehatan dengan sampah. Kita lihat biodata dokter muda ini.

Biodata :
Nama : Gamal Albinsaid
TTL : Malang, 08-09-1989
Agama : Islam
Riwayat Pekerjaan :
a. Dokter Muda di Rumah Sakit Saiful Anwar
b. Mahasiswa Double Degree Biomedik FK Universitas Brawijaya
c. Koordinator Asia Tenggara International Union Health Promotion and Education Student and Early Career Network
d. Direktur Realisator as Ideologi Public Speaker Organizer
e. Direktur CV. Griya Sehat
f. BM La Tahzan Fund Foundation
g. Direktur Cendekia Institute


Sumber
Sekitar 500 warga di kota Malang berobat dengan hanya membawa sampah kering yang dapat didaur ulang, seperti botol plastik, kardus dan kertas. Mereka merupakan anggota Klik klinik asuransi sampah yang didirikan dr Gamal Albinsaid melalui organisasi Indonesia Medika. Saat ini lima klinik di Malang menerapkan sistem premi dengan sampah kering dan direncanakan akan dikembangkan di klinik-klinik lain tidak hanya di Malang dan Jawa Timur namun juga di kota-kota lain di Indonesia. Ani Purwanti, yang bekerja sebagai penjahit, termasuk anggota klinik asuransi sampah ini di desa Sukun. Ani datang dengan membawa beberapa kardus bekas benang yang ia kumpulkan setelah menjahit. "Saya mengalami tekanan darah tinggi, dan harus berobat setiap dua minggu sekali. Jadi ini sangat membantu dari sisi biaya," kata Ani.

'Pinjam uang untuk berobat'

 Dengan kartu klinik asuransi sampah, warga dapat memiliki akses pelayanan kesehatan primer dengan berobat maksimal dua kali dalam satu bulan, kata Gamal.



"Namun bilapun tidak berobat, warga tidak akan rugi karena mendapatkan berbagai fasilitas lain seperti penyuluhan serta rehabilitasi untuk yang baru sembuh sakit dan jaringan telepon khusus pasien ke dokter untuk berkonsultasi," tambah Gamal. Mereka yang datang lebih dari dua kali, diterapkan pembayaran namun ditekan seminimal mungkin, kata dokter berusia 24 tahun ini. Klinik Asuransi Sampah ini didirikan tahun 2010 dan sempat terhenti setelah berjalan enam bulan. Sistem ini mulai diterapkan lagi tahun lalu dengan fokus menjaring banyak anggota. Gamal mengatakan sistem ini dilakukan berdasarkan asuransi mikro sehingga yang difokuskan saat ini adalah menambah jumlah anggota untuk mempertahankan keberlangsungan. Yuli Kurniawati, ibu RT di desa Sukun, mengatakan warga di desanya banyak terbantu dari sisi fasilitas kesehatan dan juga kebersihan lingkungan. "Banyak warga yang tidak mampu di sekitar saya. Mereka harus meminjam uang bila mau berobat. Mereka sangat terbantu dan merasa terharu bisa berobat dengan hanya membawa sampah," kata Yuli. "Dari sisi lingkungan juga sangat terbantu. Semula sampah yang tidak berguna jadi sangat berguna," tambah Yuli.

Untuk saat ini volume sampah yang dibawa warga tidak ditentukan beratnya guna menarik anggota baru, kata Gamal.

Kerja sama dengan Bank Sampah
 Anggota klinik asuransi sampah ini bertambah sekitar 50 orang setiap minggu melalui berbagai sosialisasi termasuk pengobatan gratis. Mereka yang termasuk anggota baru adalah Siti Aminah, yang membawa kardus untuk ditukar dengan kartu anggota Klinik Asuransi Sampah di kawasan Manyar, Malang. "Jelas saya sangat terbantu dan baru pertama kali ini saya bayar berobat pakai sampah," kata Aminah. Anggota baru lain, Rahayu, mengatakan tidak ada lagi sampah-sampah yang menumpuk di sekitar rumahnya dengan penerapan sistem ini. "Dengan memilah sampah, kami mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis dengan biaya pakai sampah. Untuk lingkungan juga sangat membantu karena sampah tidak lagi menumpuk di luar-luar rumah," kata Rahayu. Sampah-sampah yang dibawa warga setiap minggu sebagai persyaratan premi asuransi klinik, dibawa ke Bank Sampah Malang untuk dikelola lagi. Pendapatan dari bank sampah inilah yang antara lain digunakan untuk keperluan membeli obat, kata Gamal.

KBR68H berbincang dengan Mas Gamal Albinsaid :
Ceritain dong Programnya Mas Gamal itu seperti apa?
Program ini berawal dari 3 tahun yang lalu, saya dengan teman dan guru saya mencoba mengembangkan sebuah klinik. Dimana kita mengetahui klinik ini, ketika kita membuat sebuah pelayanan kesehatan kita membicarakan dua hal yaitu pelayanan itu sendiri dan pembiayaan. Dan, kebanyakan masyarakat itu tidak menggunakan akses kesehatan karena masalah biaya. Berangkat dari masalah tersebut, saya dan teman-teman berusaha mengembangkan sebuah sistem asuransi. Asuransi mikro yang berbasis masyarakat, dimana dengan sistem asuransi tersebut kita bertujuan supaya akses kesehatan itu bisa sampai kepada masyarakat. Akhirnya kita membuat sistem asuransi klinik kesehatan dengan sampah.

Apa sih yang melatarbelakangi Mas Gamal dan teman-teman untuk bergerak seperti ini?
Saya yakin, ketika Tuhan memberikan sebuah karunia dan kita tidak gunakan karunia itu untuk ridhoNya, maka mungkin Tuhan akan mengganti dengan orang-orang yang lebih baik, sehingga kami merasa sebagai tenaga kesehatan kami memiliki tanggung jawab profesi. Lalu dengan itu kami ingin lewat tangan-tangan kami, kami bisa menjadikan kesehatan sebagai bentuk ibadah kami kepada Tuhan, sehingga berangkat dari situ kami berusaha mengembangkan sebuah program, yang dengan effort minimal dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Terus kenapa kita memilih sampah? Karena pasti semua orang punya sampah. Dan sampah itu bukan sesuatu yang berharga bagi sebagian orang, bahkan mereka harus mengeluarkan uang untuk membersihkan sampah di rumahnya. Sampah itu ada dua, yang organik dan non-organik. Yang organik kami gunakan keranjang Sakti Tagakura. Dimana, sampah itu ketika disimpan dalam waktu dua minggu dia menjadi pupuk lalu kita jual. Dan sampah yang non organik kami kerjasama dengan pengepul, sehingga sistem asuransi kami mencoba dengan sebuah RW di Malang. Dengan, sistem asuransi tersebut, satu RW itu banyak yang menggunakan akses klinik kami.

Berarti cara membayar pakai sampah itu yah?
Iya. Jadi warga setor sampah dengan standar yang telah kami tentukan setiap minggu. Dan ketika mereka pun tidak sakit, dana-dana itu akan kita kumpulkan menjadi dana sehat. Disamping kita berorientasi pada sistem asuransi sampah, kita juga mengembangkan sistem kesehatan holistik. Jadi, biasanya orang berpikir dokter itu bertugas untuk menyembuhkan orang sakit. Tapi, bagi saya tidak. Tugas dokter itu membuat orang yang sehat jadi lebih sehat, mencegah orang yang sehat tidak sakit. Klinik kami juga bergerak dibidang itu, sehingga dana sehat yang terkumpul dari sampah itu bukan hanya untuk mengobati yang sakit, tapi juga untuk penyuluhan, untuk membagikan buku, pemeriksaan gratis dan sebagainya kepada warga sehingga jumlah yang sakit turun.

Apa nilai yang sudah bisa terlihat dari program ini?
Akses kesehatan ya. Jadi warga yang sebelumnya dia harus ke dokter bayar 30 sampai 50 ribu, dengan program sampah, dia tidak terbebani. Jadi, dengan program seperti ini halangan masyarakat untuk mengakses masyarakat itu menjadi hilang.

Gamal Albinsaid Finalis Unilever Living Young Entrepreneurs Award 2013

Inspirasi Klinik Ansuransi Sampah kini terdengar hingga ke segenap penjuru dunia. Diapun berhasil meraih kemenangan dalam kompetisi memperebutkan Youth Sustainable Living Award di Inggris. Gamal berhasil menyisihkan peserta dari 90 negara.

Endang Nurdin, produser BBC Indonesia penyelenggara 'Get Inspired' mengatakan, keberhasilan Gamal menjadi inspirasi bagi anak-anak muda Indonesia lainnya.

"Kami terasa sangat terinspirasi sekali atas apa yang dilakukan Gamal. Semoga anak-anak muda lainnya juga terinspirasi atas apa yang dia lakukan dan kita melakukan sesuatu yang berguna untuk masyarakat dan lingkungan," ujar Endang kepada detikcom, Sabtu (1/2/2014) malam.

Endang mengatakan dengan keberhasilan meraih Youth Sustainable Living Award, Gamal telah menyisihkan 509 peserta lainnya dari 90 negara. Gamal juga berhak atas hadiah dari Kerajaan Inggris sebesar 50 ribu euro atau sekitar Rp 822 juta. Klinik Asuransi Sampah binaan Gamal juga berhak mendapatkan bimbingan dari Programme Sustainable Living Cambridge University.
Endang juga mengungkapkan, Pangeran Charles secara khusus mengungkapkan apresiasinya atas terobosan sosial dan lingkungan yang dilakukan Gamal.
"Saya menyampaikan selamat kepada Gamal Albinsaid atas gagasan mengagumkan ini. Pemimpin muda ini mengembangkan gagasan yang benar-benar inovatif, menangani dua masalah pada saat yang bersamaan; manajemen dan daur ulang sampah serta asuransi kesehatan bagi masyarakat kurang mampu," kata Pangeran Charles dalam acara pemberian penghargaan, sebagaimana dikutip Endang.

Pemberian penghargaan itu berlangsung pada Jumat 31 Januari 2014 di Istana Buckingham, Inggris Sementara itu, Gamal mengatakan ingin mengembangkan sistem Klinik Asuransi Sampah ini di bidang lain termasuk pendidikan dengan apa yang disebut Sekolah Asuransi Sampah.

"Dengan karunia yang Tuhan titipkan ini, saya berencana mereplikasi Klinik Asuransi Sampah dengan masif di Indonesia, mencoba mereplikasi di dunia internasional, melakukan penelitian sebagai dasar modifikasi program untuk menjadikannya role model atau rujukan dari konsep asuransi sampah,” jawab Gamal soal rencana pengembangannya ke depan.

Gamal mengatakan, dalam presentasi dirinya menggambarkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki asuransi kesehatan. Berdaasarkan data internasional, hampir separuh penduduk Indonesia berpenghasilan di bawah USD 2 per hari.

"Lalu, saya mencoba menawarkan solusi yang bisa menciptakan model keuangan kesehatan yang memungkinkan setiap orang mendapatkan akses kesehatan dari sumber daya rumah tangga. Sampah adalah solusi terbaik, karena hampir setiap hari, setiap orang, dan setiap rumah memproduksi sampah yang tidak digunakan. Secara praktis, saya meminta masyarakat menyerahkan sampah sejumlah Rp 10 ribu dan dikembalikan sebagai asuransi kesehatan pada layanan primer," jelas Gamal.
Categories:

0 comments:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!