Thursday, February 6, 2014

Lovely-Baby

Kehadiran bayi memang selalu disambut sukacita. Bahkan, yang paling menakjubkan tentang bayi adalah mereka sudah dirayakan sebelum lahir. Di Indonesia, kita mengenal tradisi tujuh bulanan. Saat ini acara tersebut tidak selalu berbau adat, terkadang diisi dengan pengajian atau berdoa bersama. Tujuannya adalah agar bayi dan ibu sehat sampai saat persalinan.

Belakangan ini di calon ibu di perkotaan kerap mengadakan baby shower, yang sebenarnya merupakan tradisi yang tumbuh di Amerika Serikat. Tujuan dari perayaan ini adalah memberi dukungan kepada ibu yang akan melahirkan dengan membawakan ia hadiah-hadiah yang dibutuhkan si bayi.

Setiap negara ternyata memiliki tradisi penyambutan bayi yang berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya punya makna yang sama, yakni kegembiraan menyambut bayi. Mari mengenal tradisi penyambutan bayi dari berbagai negara.

1Melatakkan tali pusar di kotaj kayu ( Jepang )
Spoiler :

Rumah sakit di Jepang biasanya memberikan paket kayu, berisi beberapa mainan, atau kimono kecil dan ditaruh bersama tali pusar bayi, dan di berikan sesaat sebelum sang ibu meninggalkan rumah sakit .hal ini ( melestarikan tali pusar )di yakini masyrakat Jepang bisa menjadi awal positif hubungan anak dan ibu .Satu minggu setelah lahir, orang tua dan kerabat mengadakan upacara penamaan bayi , dimana anak menerima dan diresmikan namanya di depan altar Budha .

2. Tidur siang di luar ruangan untuk Bayi ( Denmark dan Swedia )
Spoiler :

Kebayakan orang tua Nordig ( Denmark Swedia ), akan membawa bayi mereka keluar rumah dan merupakan rutinitas, dan juga di yakini, udara dingin, dapat membantu bayi tidur dan makan lebih baik .dan mereka biasa menempatkan bayi di luar ruangan untuk tidur siang, walau udara cukup dingin ( -5c)

3. Newborn Gets " Paket Maternity ", dari Pemerintah ( Finlandia )
Spoiler :

Ada pepatah mengatakan bahwa " Setiap bayi lahir membawa sepotong roti di lengannya " Nah di Finlandia Bayi membawa kotak ! sudah 75 tahun,Ibu melahirkan diberi sebuah kotak oleh negara, berisi pakaian bayi, sprey dan mainan, bahkan kotak juga bisa untuk tidur bayi . Sang Ibu di beri pilihan mengambik kotak atau ditukar tunai ( 190$), tapi biasanya Ibu lebih memilih kotak . Awalnya tradisi ini, khusus untuk orang2 berpenghasilan rendah, tapi terus berkembang hingga sekarang , dengan tidak memperhatikan latar belakang, alias semua mendapatkannya .

4. Tempatkan bayi di sarangan besar ( Mesir )
Spoiler :

Di Mesir Penamaan anak di lakukan pada hari ketujuh, dalam upacara penamaan yang disebut " Seobooh " .Menurut Tradisi, Ibu meletakkan bayi yang telah berpakaian jubah, kesebuah saringan besar, berselimut kain putih halus lembut, yang bermakna agar Bayi terbiasa dengan keanehan hidup . Selanjutnya Bayi di letakan di lantai dan diusapi pisau disekujur tubuh, bermakna mengusir roh jahat .

5. Meletakan anak di lantai, dan memilih barang ( Armenia )
Spoiler :

Ketika bayi mendapatkan gigi pertamanya, orang tua Armenia merayakannya dengan upacara yang disebut " Agra Hadiq ", mereka meletakkan Bayi di lantai yang di kelilingi banyak barang simbolik, apapun yang di pilih sang bayi, dianggap melambangkan masa depannya .( Mirip di sebagian daerah di Indonesia )

6. Telur Merah Untuk Bayi ( China )
Spoiler :
Dalam keluaga China, ketika bayi menginjak usia sebulan, maka diadakan upacara bulan purnama .untuk memperingati sebulan penuh kehidupan, biasanya pada pagi hari di usia 30 hari, para kerabat dan teman berkumpul untuk memberi berkat atau hadiah pada bayi .Dan orang tua juga memberi hadiah pada kerabat dan teman, yang berupa telur merah dan beberapa manisan dan kue

7. Bayi tak menyentuh tanah ( Bali - Indonesia )
Spoiler :

Bayi Di Bali, tidak boleh menyentuh tanah sampai berumur 210 hari, menurut kepercayaan mereka , bayi sebelum usia 210 hari, adalah Dewa yang turun dari Bumi, dan setelah 210 hari dan bayi pertama menginjak tanah, berarti telah sepenuhnya menjadi manusia .
Itulah 7 dari beberapa Ritual Menarik untuk bayi berbagai Negara, ada yang agak mirip dengan yang di lakukan di beberapa daerah di tanah air, tapi memang itu adalah tradisi turun temurun, yang sayang kalau sampai hilang di telan jaman
Categories:

0 comments:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!